Ipop Vs Kpop

Jakata - (Oleh BDS)
Jika kita memperhatikan perkembangan industri musik-musik di Indonesia, apa yang ada di pikiran kita? Bagaimana pendapatmu tentang musisi-musisi era 2012 ini? Bandingkanlah dengan musisi-musisi terdahulu seperti Iwan Fals, Slank, Jamrud, dll.
Mungkin mayoritas masyarakat kita banyak yang lebih menganggap musisi-musisi sekarang sangat mengecewakan. Mereka lebih menganggap bahwa musik-musik terdahulu lebih berkualitas daripada yang sekarang. Contoh yang paling mudah  adalah Sm*sh. Banyak sekali orang yang menghujat mereka. Belum lagi Cherrybelle, bahkan ada boyband yang personilnya masih berusia sangat muda, yakni Cowboy Junior.
Memang,  demam korea sudah melanda negara kita. Berawal dari para pecinta K-Pop yang didominasi  oleh kaum hawa, kemudian mereka membawa budaya korea tersebut ke Indonesia. Tindakan tersebut ternyata tidak disambut baik oleh masyarakat, tetapi justru para masyarakat menolak. Alasannya pun bermacam-macam dari segi subjektif maupun objektif, seperti karena mereka “alay”, plagiat boyband korea, norak, dll.
Alasan yang paling populer diantara itu mungkin dari segi subjektif, yaitu mungkin “lagunya ga banget”, atau “mereka homo”. Sebenernya alasan seperti itu saya kurang setuju, karena alasannya sangat subjektif. Kalau mungkin karena masalah lagu, setiap orang pasti mempunyai selera tersendiri dalam hal musik. Misal, ada orang yang menyukai musik pop, rock, RnB, reggae, dll. Tidak bisa kita memaksakan selera musik kepada orang lain karena mereka juga mempunyai hak untuk menyukai suatu genre. Misalkan lagi, kita adalah penggemar musik  hardcore, kemudian musik tersebut didengar oleh pecinta K-Pop. Bagaimana pendapat pecinta K-Pop tersebut terhadap musik hardcore? Begitu pula jika sebaliknya, penggemar hardcore akan berpendapat hal yang sama apabila dia mendengar musik K-Pop. Dan untuk masalah apakah mereka homo atau tidak, bagaimana mereka tahu kalau mereka seperti itu? Homo atau tidak, hanya mereka sendiri dan Tuhan yang tahu.
Kalau saya sendiri, saya menilai mereka dari segi lirik. Lagu-lagunya masih bertemakan seperti musisi-musisi era 2006-2008, yakni tentang “cinta”. Setiap ada band yang baru, pasti lagu awalnya bertemakan cinta. Entah saya tidak tahu mengapa, apakah belum kreatif dalam hal mencari inspirasi, atau  karena hanya ingin dipuji-puji oleh wanita?
Ini yang harus digarisbawahi, “ingin dipuji-puji oleh wanita”. Ini mungkin bisa jadi alasan  kenapa boyband di Indonesia lahir. Malah, baru-baru ini makin menjamur di Indonesia. Karena banyak para kaum hawa di Indonesia yang sangat fanatik terhadap K-Pop di negara korea, mungkin karena alasan itu mereka melahirkan sebuah boyband.
Tetapi pada akhirnya mungkin justru menyakitkan, yakni akhirnya mereka dihujani oleh sumpah-serapah para penikmat musik di Indonesia. Menjadi orang yang besar memang harus siap mental, yakni harus siap menerima hujatan dari para pendengar apabila melakukan sebuah kesalahan yang fatal.
Kasus ini identik dengan apa yang dialami oleh Justin Bieber, meskipun bukan berwujud boyband. Ketika dia tenar, banyak sekali warga Amerika yang memusuhinya, bahkan sebuah video klip-nya yang berjudul  “Baby” mendapat “thumb-down” lebih banyak daripada “thumb-up” di Youtube. Saya tidak tahu penyebab utamanya, apakah mereka membencinya secara subjektif atau objektif, tetapi sebuah kesalahan yang saya tahu darinya adalah ada sumber yang mengatakan bahwa artis ini telah menjelek-jelekkan  suatu negara, sehingga banyak penduduk negara tersebut membencinya.
Para calon musisi kita harus belajar dari beberapa artis yang sukses dan tidak dipandang negatif olej para pendengar musik. Contoh, Iwan Fals. Sangat wajar kalau dia dibilang sebagai musisi legendaris yang terbaik di Indonesia. Lirik-lirik lagunya sangat variatif. Mulai dari politik, lagu humor, nasionalis, sampai romansa, semua tertuang dalam album-albumnya. Bisakah mereka mengikuti jejaknya?
Atau jika ingin belajar dari artis Internasional, belajarlah minimal dari band amerika yang bernama System Of A Down. Band yang digawangi oleh orang-orang Armenia ini menyajikan lagu-lagu bertemakan politik, masalah-masalah dunia, dll.  Genre tidak harus rock, setidaknya jangan selalu membuat lagu bertemakan cinta.
Band-band di Indonesia yang menurut saya bagus, justru mereka tidak lebih terkenal dari band-band yang biasa muncul di TV. Entah yang salah itu pendengarnya, atau komposernya.
No offense, I just want to share about what’s on my mind.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: